BeritaNewsTNI / POLRI

Kecelakaan Tunggal Menyebabkan Korban Meninggal, Polisi sukabumi Evakuasi Jenazahnya ke Rumah Sakit

187
×

Kecelakaan Tunggal Menyebabkan Korban Meninggal, Polisi sukabumi Evakuasi Jenazahnya ke Rumah Sakit

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com | SUKABUMI_Satu unit kendaraan Mitsubishi Tronton dengan Nomor Kendaraan B 9018 VOM, yang baru keluar dari jalan Tol Bocimi tiba-tiba oleng hilang kendali lalu kemudian menabrak beton penyangga gerbang Tol, tepatnya di gerbang Tol Parungkuda Desa Sundawenang Kecamatan Parungkuda Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, Selasa (07/11/2023) sekira pukul 03.00 wib, pagi dini hari.

Kapolres Sukabumi Akbp Maruly Pardede melalui Kasi Humas Polres Sukabumi Iptu Aah Saepul Rohman mengatakan, akibat dari kejadian kecelakaan tunggal itu pengemudi kendaraan atas P (60) dan penumpang nya S (52) meninggal dunia di tempat kejadian.

” Dugaan sementara, sang pengendara kehilangan konsentrasi pada saat melintasi jalan lurus sehingga tidak bisa menguasai kendaraannya, ” Jelas Aah dalam rilisnya pagi ini.

Menurut Aah, besar kemungkinan kedua korban meninggal dunia cedera akibat benturan keras kendaraanya pada saat menabrak beton.

” Kedua korban sudah dievakuasi oleh anggota unit Gakkum Satlantas Polres Sukabumi ke rumah sakit,” Jelasnya lagi.

Pada kesempatan yang sama Aah menghimbau kepada para pengendara, ketika berkendara harus dipastikan kondisi badan dalam keadaan fit dan sehat, agar konsentrasi pada saat mengemudi tetap terjaga dan selalu berhati-hati.

” Kalau sudah lelah atau mengantuk ketika membawa kendaraan, upayakan beristirahat dengan menepikan kendaraan ditempat yang aman atau pada tempat disediakan untuk berhenti dan istirahat, ” Tutup Aah. (Heri)

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…