TNI / POLRI

Warga Kota Tasikmalaya Turut Bangga Dengan Gelaran Lodaya Siliwangi Ride 2023

173
×

Warga Kota Tasikmalaya Turut Bangga Dengan Gelaran Lodaya Siliwangi Ride 2023

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com | Gelaran Balap Sepeda Lodaya Siliwangi Ride 2023,yang di buka secara langsung oleh Kapolda Jabar Irjen Pol Akhmad Wiyagus, mendapatkan sambutan meriah dari masyarakat Kota Tasikmalaya.

Event tersebut menghadirkan beberapa pesepeda nasional dan diikuti lebih dari 500 peserta yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Pengibaran bendera start langsung oleh Kapolda Jabar Irjen Pol Akhmad Wiyagus didamping Kasdam III Siliwangi,Waka Polda Jabar, Ketua PengProv ISSI Jabar bertempat di Alun Alun Kota Tasikmalaya, Sabtu (04/11/23)

Sementara itu, warga Kota Tasikmalaya antusias menyaksikan event langka tersebut.

“Kami warga Kota Tasikmalaya merasa bangga dengan adanya kegiatan ini, terima kasih Pa Kapolda yang juga Putra Daerah asli Tasik, memajukan daerah dengan adanya event besar seperti ini,” ujar Asep Wildan warga Kawalu.

Hal senada disampaikan warga lainnya, dan berharap ke depannya ada lagi event event skala nasional yang digelar di Kota Tasikmalaya.

“Kami mendukung agar lebih sering lagi di gelar event seperti Bulu Tangkis Kapolda Cup atau yang lainnya, karena berdampak terhadap ekonomi daerah terutama UMKM ,” terangnya. (Red)

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…