BeritaLintas DaerahNewsTNI / POLRI

Pohon Tumbang Akibat Cuaca Ekstream, Polres Garut Turun Langsung Bantu Evakusasi

119
×

Pohon Tumbang Akibat Cuaca Ekstream, Polres Garut Turun Langsung Bantu Evakusasi

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com – Garut – sebuah pohon besar tumbang di Jalan Raya Samarang, Kampung Cireungit, Desa Mekargalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Kamis Pukul 16.00 (13/03/2025).

Kasat Samapta AKP Masrokan mengatakan kejadian ini dipicu oleh cuaca ekstream, yakni angin kencang dan hujan deras, yang menyebabkan pohon tersebut jatuh dan menutup seluruh jalan, mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas.

Menyikapi kejadian tersebut, Personil Sat Samapta dan Polsek Tarogong Kidul segera melakukan pengecekan di lokasi dan mengambil langkah-langkah penanganan darurat.

Dalam upaya mengurangi dampak kemacetan, petugas melakukan pengaturan lalu lintas serta memberikan informasi kepada para pengendara agar dapat bersabar sementara waktu hingga proses evakuasi selesai dilakukan.

Selain itu, Kami juga memberikan himbauan kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

“Alhamdulillah pada kejadian ini tidak ada korban hanya saja ada satu unit rumah yang terdampak akibat pohon tumbang tersebut.” Ujar Masrokan.

Sebagai langkah koordinasi, pihak Sat Samapta bersama Polsek Setempat turut bekerja sama dengan tim BPBD Kabupaten Garut untuk melakukan evakuasi pohon tumbang dan membersihkan jalur yang tertutup.

Saat ini, situasi sudah mulai terkendali, dan petugas terus mengawasi perkembangan di lokasi hingga proses evakuasi selesai.

Pihak berwenang menghimbau agar pengendara tetap berhati-hati dan mengikuti petunjuk di lapangan.

( Adji Saka )

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…