Eksposelensa.com – Jakarta Barat – Penertiban yang dilakukan Satpol PP terhadap sebuah toko yang diduga menjadi tempat peredaran obat keras daftar G seperti Eximer dan Tramadol di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, ternyata tidak membuahkan hasil jangka panjang.
Hanya berselang beberapa jam setelah razia digelar pada Rabu (6/8) pagi, toko tersebut kembali beroperasi seperti biasa.
Pantauan di lokasi pada sore harinya toko itu kembali melayani pembeli tanpa hambatan. Hal ini menjadi sorotan tajam, mengingat sebelumnya petugas telah menyita sejumlah barang bukti berupa pil Eximer dan Tramadol yang ditemukan tersimpan di dalam toko tersebut.
Yang mencengangkan, pria yang diduga sebagai pengedar di lokasi justru mengaku tidak mengetahui siapa yang melakukan penertiban. Saat ditanya lebih lanjut, ia berdalih hanya menjalankan perintah.
“Sudah diselesaikan oleh boss,” ujarnya singkat sambil menyebut nama “Dimas” sebagai pihak yang mengatur peredaran obat keras tersebut, Rabu (6/8/25).
Pengakuan itu memperkuat dugaan bahwa praktik peredaran obat keras ini tidak dijalankan secara individu, melainkan merupakan bagian dari jaringan terorganisir yang memiliki struktur komando.
Toko yang disamarkan sebagai toko kelontong biasa yang menjual makanan ringan dan kebutuhan pokok, namun menyimpan obat-obatan daftar G yang semestinya hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Kembalinya toko tersebut beroperasi hanya beberapa jam setelah penertiban menandai lemahnya efek penindakan dan memicu pertanyaan besar soal integritas serta keseriusan aparat dalam menangani peredaran obat berbahaya.
“Kalau habis ditertibkan lalu buka lagi, berarti ada yang salah. Ada apa dengan Aparat Penegak Hukum (APH) ?, ” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Masyarakat kini mendesak aparat penegak hukum terutama Polsek Kalideres, Polres Metro Jakarta Barat, dan Pemerintah Kota Jakarta Barat untuk segera turun tangan, menyelidiki lebih dalam kasus ini, dan menangkap dalang di balik jaringan peredaran.
“Kami minta jangan hanya pelaku lapangan yang ditindak, tapi juga otak di baliknya. Kalau benar ada yang namanya Dimas, bongkar sampai ke akarnya. Jangan biarkan wilayah Kalideres jadi sarang racun bagi anak-anak generasi bangsa, ” tegas salah satu warga Kalideres.
(Red)














