Eksposelensa.com – Kalideres, Jakarta Barat — Peredaran obat keras daftar G di wilayah Kalideres, Jakarta Barat, kini kian merajalela. Aktivitas ilegal yang mengancam keselamatan generasi muda ini diduga tidak lepas dari adanya “setoran bulanan” kepada oknum aparat penegak hukum.
Informasi yang diterima dari sejumlah narasumber menyebutkan bahwa praktik lancarnya distribusi obat-obatan terlarang tersebut diduga karena adanya perlindungan dari oknum kepolisian.
Bahkan, diduga kuat, aliran dana tersebut dikoordinasi oleh seseorang berinisial JJ yang disebut sebagai pengatur setoran bulanan kepada oknum terkait.
Warga Kalideres geram dan mendesak Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto serta Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Twedi Aditya Bennyahdi, S.Sos., S.I.K., M.H. untuk segera bertindak tegas dan membongkar praktik kotor yang merusak moral generasi muda.
Mereka menuntut pemberantasan tuntas, tanpa pandang bulu, baik terhadap pengedar maupun aparat yang diduga bermain di balik layar.
Berdasarkan hasil investigasi di lapangan, terungkap bahwa peredaran obat keras dilakukan secara terselubung melalui puluhan toko dan warung yang menyamar sebagai toko kelontong, toko kosmetik, hingga counter handphone.
“Ini bukan lagi rahasia umum. Banyak anak-anak muda yang terjerat, dan kami sebagai warga sudah sangat resah. Jika terus dibiarkan, Kalideres akan menjadi ladang kehancuran generasi,” ungkap salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya, Rabu (6/8/25).
Lebih mengkhawatirkan lagi, dugaan sementara menyebutkan bahwa bukan hanya puluhan, melainkan ratusan toko di wilayah Jakarta Barat yang menjual bebas obat keras daftar G, tanpa izin resmi.
Hingga saat ini, proses investigasi terhadap jaringan distribusi ini masih terus berlangsung. Namun warga berharap, aparat penegak hukum tidak hanya menarget pengedar kecil di lapangan, tetapi juga menyelidiki dugaan keterlibatan oknum dalam institusi kepolisian yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pemberantasan narkoba dan obat terlarang.
“Kalau aparat ikut bermain, siapa lagi yang bisa kami harapkan?” ujar tokoh masyarakat setempat dengan nada kecewa.
“Kami minta Bapak Kapolda dan Kapolres jangan hanya diam. Ini waktunya turun tangan langsung. Jangan tunggu korban bertambah. Sudah terlalu banyak yang dirusak karena pembiaran ini,” tegasnya.
(Red)














