BeritaNewsSosial

Aksi Nyata Warga Caringin: Bersatu dalam Gotong Royong, Wujudkan Desa Sehat dan Religius

129
×

Aksi Nyata Warga Caringin: Bersatu dalam Gotong Royong, Wujudkan Desa Sehat dan Religius

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com, Tangerang – Dalam upaya membangun jiwa yang sehat dan menciptakan lingkungan yang bersih serta nyaman, Pemerintah Desa Caringin, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang mengadakan kegiatan gotong royong massal pada hari Selasa, 15 April 2025. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian pemerintah desa terhadap kebersihan lingkungan dan semangat kebersamaan antarwarga.

Kegiatan gotong royong yang dimulai dari wilayah Perempatan Jaha hingga Bojong, dengan titik awal di Kejaroan 01/RW 01. Melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk Kepala Desa Caringin, Supriyadi, yang akrab disapa Ipang, para Jaro, staf desa, para ketua RT dan RW, serta warga masyarakat yang dengan sukarela turun langsung membersihkan lingkungan sekitar mereka.

Warga terlihat antusias mengikuti kegiatan yang dilaksanakan sejak pagi hari tersebut. Mereka bersama-sama membersihkan saluran air yang tersumbat, memotong rumput liar di pinggir jalan, menyapu jalan desa, serta membersihkan fasilitas umum lainnya. Kebersamaan dan gotong royong yang ditunjukkan menjadi gambaran nyata semangat masyarakat dalam menjaga desa agar tetap bersih dan sehat.

Dalam keterangannya, Kepala Desa Caringin, Supriyadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya bertujuan membersihkan lingkungan, tetapi juga sebagai bentuk edukasi dan ajakan kepada seluruh warga agar terus menjaga kebersihan serta memperkuat nilai-nilai gotong royong yang menjadi warisan budaya bangsa.

“Melalui gotong royong ini, kami ingin membangun Desa Caringin yang tidak hanya bersih secara fisik, tapi juga memiliki masyarakat yang sehat secara jiwa dan raga. Ini adalah bagian dari upaya mewujudkan Desa Caringin yang bersih dan beriman,” ujar Supriyadi, yang akrab disapa Ipang.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini akan terus dilakukan secara berkala agar semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan tetap terjaga. Selain itu, gotong royong ini juga menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan antarwarga dan pemerintah desa, sehingga tercipta sinergi dalam membangun desa yang lebih baik.

Salah satu warga yang ikut dalam kegiatan tersebut, mengungkapkan rasa bangganya bisa ikut berpartisipasi. “Kalau bukan kita yang jaga kebersihan desa, siapa lagi? Kegiatan seperti ini membuat kami merasa lebih dekat satu sama lain dan juga dengan pemerintah desa,” katanya.

Pemerintah Desa Caringin berharap kegiatan seperti ini dapat menginspirasi desa-desa lain di wilayah Kecamatan Legok dan Kabupaten Tangerang secara umum, dalam mengembangkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan. Gotong royong bukan hanya membersihkan desa, tetapi juga membersihkan hati, mempererat tali persaudaraan, dan memperkuat pondasi sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan semangat gotong royong, Desa Caringin terus melangkah maju menuju desa yang sehat, bersih, religius, dan penuh solidaritas. Pemerintah desa pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial, karena pembangunan desa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama seluruh warga.

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…