BeritaInternasionalLintas DaerahLintas ProvinsiNewsTNI / POLRI

Anggota Brimob Jabar Melaksanakan Patroli Harkamtibmas di Bank Indonesia

96
×

Anggota Brimob Jabar Melaksanakan Patroli Harkamtibmas di Bank Indonesia

Sebarkan artikel ini

Cirebon kota, Eksposelensa.com – Anggota Kompi 4 Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda Jabar Aiptu Ade Bayu Setyo melaksanakan patroli keliling gedung Bank Indonesia di Cirebon kota.

Untuk Meminimalisir kejahatan khususnya Kriminalitas, Anggota Kompi 4 Batalyon C Pelopor melaksanakan patroli keliling gedung dengan sasaran Obyek Vital (Obvit) Bank Indonesia yang berada di wilayah hukum Polres Cirebon kota bersama petugas Security yang sedang bertugas mengelilingi gedung kantor Bank Indonesia untuk memantau situasi dan kondisi di wilayah sekitar kantor BI” ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Anggota Patroli juga turut menyampaikan pesan-pesan kamtibmas kepada petugas Security agar senantiasa berhati-hati sekaligus waspada dalam setiap pelaksanaan tugas pengamanan Baik siang maupun Malam hari diwilayah kantor Bank Indonesia. Laksanakan pemantauan melalui CCTV, jika ada hal-hal yang mencurigakan ataupun gangguan kamtibmas lainnya di sekitaran Kantor Bank Indonesia segera laporkan kepada pihak Kepolisian sehingga segera mendapatkan penanganan” tegasnya.

Komandan Satuan Brimob Polda Jabar Kombes Pol. Donyar Kusumadji S.I.K. mengatakan “Bahwa kegiatan patroli ini dilaksanakan guna mencegah terjadinya tindak kejahatan, khususnya Obvit Kantor Bank Indonesia dan Kegiatan ini untuk mendekatkan diri pada masyarakat, sehingga masyarakat merasa aman” Tutupnya.

(Supardi/Humas)

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…