Eksposelensa.com – Sangihe, Informasiaktual.com — Dunia pers kembali tercoreng oleh tindakan kekerasan terhadap insan media. Kali ini, dugaan penganiayaan menimpa Dionisius Engel Simon, wartawan Media Informasi Aktual.com sekaligus Direktur Bumdes Kampung Taloarane, yang diduga dilakukan oleh Ricky Lamida, Kepala Kampung Dalako Bembanehe Kecamatan Tatoareng. Kejadian ini terjadi pada Jumat (20/6/2025), sekitar pukul 14:00 WITA, di Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD-D) Kabupaten Sangihe, tepatnya di Kelurahan Sawang Bendar, Kecamatan Tahuna.
Kronologi: Kantor Dinas Berubah Jadi Arena Kekerasan
Menurut keterangan korban, kedatangannya ke kantor Dinas PMD-D bertujuan untuk audiensi, klarifikasi, dan meminta edukasi terkait Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Taloarane. Dalam kapasitasnya sebagai wartawan sekaligus Direktur Bumdes, Dionisius diterima langsung oleh Kepala Dinas PMD-D, Frans Gerson Porawouw.
Pertemuan berlanjut ke ruang Kepala Bidang Pemerintahan dan Desa, Jesry Ilham Muridang, SSTP. Namun, suasana mendadak berubah mencengangkan. Korban mendapati sejumlah kepala kampung, termasuk Ricky Lamida, tengah berkumpul bersama pejabat dinas, diduga sedang mengonsumsi minuman keras (miras) dengan dentuman musik keras, hingga kantor Dinas PMD-D bak berubah fungsi menjadi tempat hiburan malam.
Ironisnya, korban mengaku sempat ditawari miras oleh oknum kepala kampung dan pejabat terkait. Diskusi yang awalnya hangat pun berubah menjadi keruh ketika Kepala Dinas PMD-D meninggalkan ruangan untuk menemui tamu dari BNN, meninggalkan korban bersama beberapa kepala kampung dan pejabat lain.
Tidak lama berselang, rekan wartawan Gunfanus Takalawangeng datang, dan saat itulah, menurut korban, Ricky Lamida tiba-tiba mengguyur korban dengan air mineral bekas minum, kemudian melakukan pemukulan yang mengenai bagian kiri kepala Dionisius.
Kecam Aksi Premanisme, Desak Pemberhentian Jabatan
Atas insiden ini, Dionisius Engel Simon menegaskan tidak menerima perlakuan kekerasan tersebut dan langsung melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian. Ia juga mendesak Kepala Dinas PMD-D serta Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk bertindak tegas dengan memberhentikan Ricky Lamida dari jabatannya sebagai kepala kampung.
“Saya mengutuk keras tindakan premanisme, arogansi, dan ketidakpantasan oknum kepala kampung. Saya mendesak agar pejabat terkait segera mengambil langkah tegas demi menjaga marwah institusi dan perlindungan terhadap kebebasan pers,” tegas Dionisius.
Kritik Keras terhadap Aparatur Desa
Kejadian ini jelas menjadi tamparan keras bagi profesionalisme aparatur desa dan citra birokrasi publik. Ketika kantor pemerintah yang seharusnya menjadi ruang pelayanan justru disalahgunakan untuk pesta miras, dan berujung pada tindak kekerasan, publik patut mempertanyakan komitmen moral dan etika para pemangku jabatan desa.
Pers, sebagai pilar keempat demokrasi, wajib mendapat perlindungan dalam menjalankan tugas jurnalistik. Kekerasan terhadap wartawan adalah bentuk nyata pelecehan terhadap kebebasan pers dan transparansi publik. Aparat penegak hukum diharapkan bertindak profesional dan tidak pandang bulu dalam menangani kasus ini.
Publik menanti langkah tegas dari Pemerintah Kabupaten Sangihe dan aparat kepolisian. Tindak kekerasan dan penyalahgunaan wewenang harus diberantas hingga tuntas. Integritas birokrasi dan perlindungan terhadap kebebasan pers adalah harga mati demi terciptanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
(Red)