BeritaLintas DaerahNewsTNI / POLRI

Antisipasi Tindak Kriminalitas Pada Malam Hari, Personil Polsek Cikijing Sambangi Penjaga Malam SMAN 1 Cikijing

68
×

Antisipasi Tindak Kriminalitas Pada Malam Hari, Personil Polsek Cikijing Sambangi Penjaga Malam SMAN 1 Cikijing

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com – Majalengka – Panit Reskrim Polsek Cikijing, Polres Majalengka, Polda Jabar, IPDA Endin Nasrudin, Ps. Panit Samapta l Aiptu Eman Subagja dan Bhabinkamtibmas Brigadir Fadli melaksanakan patroli dan menyambangi penjaga malam di SMAN 1 Cikijing, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, guna mencegah tindak kriminal C3 (curat, curas, dan curanmor). Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin (24/02/2025).

Dalam kunjungan tersebut, petugas menyampaikan pesan-pesan kamtibmas kepada penjaga malam sekolah, termasuk imbauan untuk tetap waspada dan cermat dalam menjalankan tugasnya.

“Polsek Cikijing secara rutin melaksanakan patroli dan sambang untuk memantau situasi kamtibmas dan memberikan imbauan kepada masyarakat agar senantiasa waspada dan berperan aktif dalam menjaga keamanan,” ujar IPDA Endin.

Kapolres Majalengka, AKBP Indra Novianto, S.I.K., M.H., M.Si., CPHR., melalui Kapolsek Cikijing, AKP Asep Rusmawan, S.H. menekankan pentingnya kolaborasi antara kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan. “Kami terus mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga kamtibmas demi terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman,” katanya.

#PolriHumanis, #PolriPresisi, #AyoJagaPersatuandanKesatuanBangsa, #CintaKebhinekaan, #spripimpoldajabar, #Spripim.polri, #Humaspoldajabar,

( Adji Saka )

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…