BeritaLintas DaerahNewsTNI / POLRI

Banjir Eximer dan Tramadol di Kota Bandung, Aktivis Kecam Aparat: Penegakan Hukum Setengah Hati, Generasi Muda Terancam!

90
×

Banjir Eximer dan Tramadol di Kota Bandung, Aktivis Kecam Aparat: Penegakan Hukum Setengah Hati, Generasi Muda Terancam!

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com – Bandung – Peredaran obat keras golongan G seperti Eximer dan Tramadol di Kota Bandung kian mengkhawatirkan. Fenomena ini memantik kemarahan sejumlah aktivis, yang menilai bahwa aparat penegak hukum gagal menjalankan tugasnya dengan tegas dan konsisten.

Salah satu aktivis yang paling vokal menyuarakan kritik adalah Asep Rohendi. Dalam keterangannya, Asep tidak menutupi kekecewaannya terhadap lemahnya kinerja aparat di Kota Bandung. Ia menegaskan bahwa maraknya peredaran obat keras ini seolah dibiarkan tanpa upaya serius untuk memberantas hingga ke akarnya.

“Penegakan hukum dalam kasus ini sangat lemah. Berkali-kali kami melaporkan aktivitas peredaran Eximer dan Tramadol ke pihak kepolisian, tapi selalu berakhir dengan penanganan setengah hati. Ada beberapa yang ditangkap, tapi kasusnya kemudian menguap begitu saja tanpa kejelasan,” ujar Asep dengan nada geram, Minggu (27/4).

Asep menilai bahwa lambannya tindakan aparat bukan hanya menunjukkan ketidakseriusan, tetapi juga berpotensi membuka ruang bagi praktik-praktik kotor, termasuk dugaan adanya ‘main mata’ antara oknum aparat dengan pelaku peredaran obat terlarang.

“Kami mendesak Kapolda Jawa Barat dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk segera turun tangan. Ini bukan persoalan kecil, ini menyangkut masa depan generasi muda kita!” tegas Asep.

Lebih lanjut, Asep meminta agar upaya penindakan tidak berhenti di tingkat pengedar kecil. Ia menuntut pengusutan secara tuntas, termasuk mengungkap siapa saja yang berada di belakang jaringan distribusi obat keras tersebut.

“Telusuri sampai ke akar-akarnya. Bila terbukti ada oknum aparat yang terlibat, jangan ragu untuk memberikan sanksi tegas, bahkan sampai Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH). Negara tidak boleh kalah oleh mafia obat-obatan ini!” tandasnya.

Asep menekankan, penyelamatan generasi muda dari ancaman narkoba dan obat keras merupakan tanggung jawab semua pihak, khususnya aparat penegak hukum dan pemerintah daerah.

“Jangan sampai kelak kita menyesal karena membiarkan generasi penerus bangsa kita hancur hanya karena kelalaian dalam bertindak hari ini. Kita butuh tindakan nyata, bukan sekadar janji kosong!” pungkasnya.

Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa peredaran obat keras Eximer dan Tramadol di Bandung semakin masif, dengan sasarannya adalah remaja dan pelajar. Situasi ini mempertegas perlunya langkah konkret dari aparat dan pemerintah untuk membersihkan Kota Bandung dari ancaman laten ini.

( Tim Liputan )