TNI / POLRI

Batu Bara Lumbung Cabai Merah di Sumut,PJ.Gubsu Dukung Pembangunan Pabrik Pesta Cabai

210
×

Batu Bara Lumbung Cabai Merah di Sumut,PJ.Gubsu Dukung Pembangunan Pabrik Pesta Cabai

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com- Batu Bara Provinsi Sumatra Utara,Pejabat (PJ) Gubernur Sumatra Utara (Gubsu) Hasanuddin akan terus mendukung Pembangunan Pabrik Pesta Cabai tepat nya di Kabupaten Batu Bara ,sebagai salah satu lumbung Cabai di Sumatra Utara.

Hal ini disampaikan PJ Gubsu Saat melakukan Panen Raya Cabai bersama Bupati Batu Bara Zahir dan Pejabat Pemprov Sumut serta Pejabat Pemkab Batu Bara tepat nya di Desa Lubuk cuik Kecamatan Datuk Lima Puluh Pesisir pada hari Rabu 25/10/2013.

Sedangkan kegiatan ini merupakan kunjungan Pertama Hassanudin sebagai PJ Gubsu ke Kabupaten Batu Bara yang disambut dengan Aktraksi Pencak Silat dan Pemberian Kain Songket dan tangkuluk dari Bupati Batu Bara Ir.H.Zahir M.A.P sebagai tanda kehormatan ,Bupati Batu Bara Zahir juga menyerahkan Proposal bantuan untuk Bangun Infrastruktur pada lahan Pertanian Cabai di Desa Lubuk Cuik

Diketahui Desa Lubuk Cuik dan sekitar nya merupakan. Sentra Penghasil Cabai terbesar kedua di Sumatra Utara dengan luas lahan sekitarnya 630.52 hektare

Selain melakukan Panen Raya PJ Gubsu juga menyerahkan bantuan dari Pemprov Sumut kepada tiga Ketua Kelompok Tani Sepakat Irwansyah berupa pupuk Organik 16.000 Kg benih Cabai 40 Sachet dan 80 mulsa gulung ,ketua Kelompok Tani Mekar Indah Wardi,berupa Pupuk Organik 12.000.Kg,benih Cabai 30 Sachet dan 60 Mulsa Gulung ,Total Pupuk 40.000 Kg.100 Sachet benih cabai dan 200 Gulung mulsa ,Serta alat Semprot elektrik untuk masing masing Kelompok Tani.

PJ.Gubsu Hassanudin mengatakan Desa Lubuk Cuik merupakan lumbung Cabai kedua terbesar di Sumatra Utara setelah Kabupaten Tanah Karo ,Hassanudin berharap hal ini bisa dipertahan kan dan bisa mengendalikan dampak inflasi di Sumatra Utara dan harga dapat terpelihara.

Di Jelas kan nya persediaan Cabai merah di Sumatra Utara pada tingkat Splus ,sehingga bisa membantu di Daerah lain dan bersyukur masih ada Curahan hujan yang baik

Biasanya dengan banyak nya pasokan cabai harga akan mempengaruhi turun ,Maka kita akan siapkan hilirisasi dengan mendukung adanya PembangunanPabrik pesta Cabai ,ini hal yang bagus ,Kerena Produksi tinggi bisa tetap baik pasaran nya ,Ungkap Hassanudin.

Sementara itu Bupati Batu Bara Zahir mengatakan sebagai sentra Pengasilan cabai di Desa Lubuk Cuik menjadi Penting di tingkat Pusat Provinsi Sumatra Utara dan Kabupaten

Oleh sebab itu Pemerintah telah membangun Infrastruktur di lokasi di tahun ini bersama Pemerintah Pusat membangun Pabrik Pesta Cabai yang telah lama diharapkan oleh Masyarakat ,kerena yang sering terjadi ketika Panen ,meningkat harga Cabai menjadi turun .Ujar Bupati Zahir.*Khairil*

Red

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…