BeritaLintas DaerahNewsTNI / POLRI

Bhabinkamtibmas Polsek Cikijing Terus Motivasi Warga Demi Terwujudnya Program Ketahanan Pangan Nasional

55
×

Bhabinkamtibmas Polsek Cikijing Terus Motivasi Warga Demi Terwujudnya Program Ketahanan Pangan Nasional

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com – Majalengka – Bhabinkamtibmas Polsek Cikijing Polres Majalengka Polda Jabar Briptu Asep Indra melaksanakan sosialisasi program Ketahanan Pangan Sektor Pekarangan Pangan Bergizi (PPB) di Blok Mekarsari Desa Banjaransari, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, pada Senin (24/02/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional yang digulirkan oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, yang bertujuan untuk memanfaatkan lahan kosong dan tidak produktif menjadi lebih optimal guna mendukung ketahanan pangan lokal.

Program ini dilaksanakan melalui pendekatan Satu Desa Satu Polisi, dimana setiap anggota Polri berperan sebagai penggerak ketahanan pangan di wilayahnya. Dalam kesempatan kali ini, Briptu Asep Indra bertugas sebagai polisi penggerak ketahanan pangan, yang fokus pada pemanfaatan lahan kosong untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Kapolres Majalengka, AKBP Indra Novianto, S.I.K., M.H., M.Si., CPHR. melalui Kapolsek Cikijing AKP Asep Rusmawan, S.H. menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bentuk dukungan Polri terhadap program ketahanan pangan yang digulirkan oleh pemerintah. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat lain untuk memanfaatkan pekarangan rumah dalam mendukung ketahanan pangan keluarga, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Kapolsek Cikijing.

Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat di Desa Banjaransari dan wilayah lainnya dapat lebih memahami pentingnya memanfaatkan lahan secara produktif untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Selain itu, diharapkan program ini dapat meningkatkan kesadaran akan ketahanan pangan lokal dan kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

#swasembadapangan #ketahananpangan #Polrimendukungketahananpangan #polisicintapetani #Majalengka #Jabar

 

( Adji Saka )

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…