TNI / POLRI

Dansat Brimob Polda Jabar Amankan Kunjungan Kerja Presiden Jokowi Hari Kedua Di Bandung

148
×

Dansat Brimob Polda Jabar Amankan Kunjungan Kerja Presiden Jokowi Hari Kedua Di Bandung

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com | Komandan Satuan Brimob Polda Jabar Kombes Pol. Donyar Kusumadji, S.I.K., mendampingi Kapolda Jabar Irjen Pol. Dr. Akhmad Wiyagus S.I.K., M.Si., M.M. dalam kegiatan kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengakhiri kunjungan kerjanya di Bandung Raya dengan berolahraga sambil menyapa masyarakat di kawasan Gasibu, Kota Bandung, Minggu (4/2/2024)

“Pagi yang sehat, suasana sehat, masyarakat juga saya lihat bondong-bondong banyak yang joging. Bagus untuk kesehatan,” kata Presiden.

Mengenakan kaus berwarna hijau, Presiden Jokowi sekitar pukul 07.00 WIB memulai aktivitasnya dengan jalan pagi dari Hotel Pullman menuju kawasan trek lari di kawasan Gasibu.

Presiden tampak berolahraga bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga putra bungsunya Kaesang Pangarep.

Kepala Negara saat berolahraga tampak beberapa kali menuruti keinginan warga dengan berswafoto sambil mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen tersebut.

Setelah berolahraga sekitar 30 menit di kawasan Gasibu, Kepala Negara pun kembali menuju Hotel Pullman.

Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja di Bandung Raya Jawa Barat, Sabtu (3/2). Selama kunjungannya, Jokowi meresmikan revitalisasi Terminal Leuwipanjang, kemudian menuju ke Soreang, Kabupaten Bandung, untuk menghadiri acara silaturahmi dengan Nasabah Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Lalu dilanjutkan ke Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, untuk penyerahan Sertifikat Tanah Untuk Rakyat.

Dansat Brimob Polda Jabar Kombes Pol. Donyar Kusumadji saat dilokasi mengatakan, “Kami (Brimob) hadir untuk mengamankan kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia di Jawa Barat khususnya di Bandung dan sekitarnya”.

“Sesuai dengan Moto Brimob Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan, Satbrimob Polda Jabar selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik guna menciptakan Kamtibmas tetap aman dan kondusif pada acara kunjungan kerja Presiden”. kata Donyar Kusumadji. (Red)

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…