BeritaLintas DaerahNewsTNI / POLRI

Implementasi Pelayanan Polri, Ps. Panit Samapta l Polsek Cikijing Lakukan Pengaturan di Simpang Tiga Cikijing

77
×

Implementasi Pelayanan Polri, Ps. Panit Samapta l Polsek Cikijing Lakukan Pengaturan di Simpang Tiga Cikijing

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com – Majalengka – Polsek Cikijing Polres Majalengka Polda Jabar terus berupaya memastikan kelancaran arus lalu lintas serta meningkatkan keamanan dan keselamatan pengguna jalan. Ps. Panit Samapta l Aiptu Eman Subagja melaksanakan Protap Pelayanan Gatur Lalin di Simpang Tiga Cikijing, Minggu (23/03/2025).

Dalam kegiatan pengaturan lalu lintas ini, Aiptu Eman Subagja memastikan agar arus lalu lintas berjalan lancar, tertib, dan aman. Pengaturan dilakukan dengan mengutamakan keselamatan pengguna jalan serta berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.

Kapolres Majalengka AKBP Indra Novianto, S.I.K., M.H., M.Si., CPHR. melalui Kapolsek Cikijing AKP Asep Rusmawan, S.H. menyampaikan apresiasi terhadap upaya Personil Polsek Cikijing dalam melaksanakan Protap Pelayanan Gatur Lalin. “Keamanan dan keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama, dan pengaturan lalu lintas merupakan salah satu bentuk pelayanan kami kepada masyarakat,” ujar Kapolsek.

#PolriHumanis, #PolriPresisi, #AyoJagaPersatuandanKesatuanBangsa, #CintaKebhinekaan, #spripimpoldajabar, #Spripim.polri, #Humaspoldajabar,

( Adji Saka )

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…