BeritaNewsTNI / POLRI

Kabid Humas Polda Jabar : ajak cooling down Pemilu damai Polisi Sambang Petugas Satpam

170
×

Kabid Humas Polda Jabar : ajak cooling down Pemilu damai Polisi Sambang Petugas Satpam

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com | Anjangsana dan kedekatan dengan warga, sekaligus memelihara kondusifitas kamtibmas di wilayah desa binaanya, Bhabinkamtibmas Desa Kedungdawa Polsek Kedawung Aiptu Agus Yuriadi, jalin komunikasi dengan warga masyarakat desa binaanya, Rabu
(13/12/2023).

Kapolres Cirebon Kota Polda Jabar AKBP M. Rano Hadiyanto, S.I.K , M.M. menyatakan ” dalam rangka memelihara kamtibmas di perlukan kerja sama antara Polri dan seluruh lapisan masyarakat di lingkungan agar saling berpartisipasi menjaga lingkungan,” katanya.

“Melalui giat sambang bersama warga masyarakat Desa Binaanya Aiptu Agus Suryadi selaku Bhabinkamtibmas Desa Kedungdawa Polsek Kedawung memberikan pembinaan dan penyuluhan kamtibmas kepada satpam perumahan.” tegas Kapolres.

“Hal itu merupakan bentuk kemitraan Polri bersama berbagai elemen masyarakat, dan juga merupakan bagian dari pelaksanaan Ops Mantap Brata 2023 guna memberikan rasa aman dan tenteram.” ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Ibrahim Tompo S.I.K., M.Si

Dengan kegiatan sambangnya dihimbau semua pihak untuk meningkatkan harkamtibmas dan selalu ciptakan kesejukan di tahun politik saat ini. (Red)

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…