TNI / POLRI

Kabid Humas Polda Jabar : Berikan Rasa Aman, Polisi Pengamanan Kegiatan Ibadah di Gereja Pusat Kota Kab. Ciamis

109
×

Kabid Humas Polda Jabar : Berikan Rasa Aman, Polisi Pengamanan Kegiatan Ibadah di Gereja Pusat Kota Kab. Ciamis

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com | Personel Polres Ciamis Polda Jabar melaksanakan pengamanan kegiatan Ibadah Minggu umat Kristiani/Nasrani di Kabupaten Ciamis. Pengamanan ini dilaksanakan di tiga Gereja yang berada di pusat kota Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu (7/1/2024).

Pengamanan ini dipimpin langsung oleh Kapolsek Ciamis Polres Ciamis Polda Jabar AKP Rahmad Fanani dan melibatkan 9 personel Polres Ciamis Polda Jabar. Pengamanan dilakukan di tiga Gereja di pusat kota Kabupaten Ciamis, diantaranya GKI Ciamis dan Gereja Pantekosta Ciamis serta Gereja Paroki St. Yohanes Pembaptis Ciamis.

Anggota hadir untuk menjaga dan menjamin keamanan kegiatan ibadah Minggu Umat Kristiani. Pengamanan dilakukan di area sekitar Gereja agar memberikan rasa nyaman dan aman masyarakat, baik jemaat Gereja maupun warga disekitarnya.

Kapolres Ciamis Polda Jabar AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro, SH., S.I.K., M.T., mengatakan, pengamanan ini bagian dari pada wujud nyata Sinergitas Polri dalam memberikan kenyamanan dan keamanan masyarakat. Khususnya memberikan kenyamanan warga menjalankan ibadah terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Ibrahim Tompo S.I.K., M.Si mengatakan bahwa kegiatan Ini wujud nyata Polri dalam memberikan kenyamanan warga masyarakat dalam menjalankan ibadah. Diharapkan kegiatan ini menjadikan Polri semakin solid dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dari sisi kenyamanan dan keamanan. (Red)

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…