BeritaLintas DaerahNewsTNI / POLRI

Ketua DPD GMOCT Provinsi Aceh Kabupaten Nagan Raya sebagai Keluarga Korban Kecelakaan Kritik Lambannya Bantuan PT. SPS2

10
×

Ketua DPD GMOCT Provinsi Aceh Kabupaten Nagan Raya sebagai Keluarga Korban Kecelakaan Kritik Lambannya Bantuan PT. SPS2

Sebarkan artikel ini

Eksposelnsa.com – Nagan Raya – Ridwanto, pimpinan redaksi media online Bongkarperkara sebagai anak korban kecelakaan tunggal di Jalan Simpang Brafo lurusan jalan Pabrik, Kamis (27/02/25) malam, mengecam lambannya respons Perusahaan PT.SPS2 dalam memberikan bantuan evakuasi.  Kecelakaan yang melibatkan orang tuanya, yang bekerja mengangkut buah sawit untuk perusahaan tersebut melalui Koperasi KOPBUN Amara, terjadi sekitar pukul 20.30 WIB.  Kendaraan dumtruk milik korban terperosok ke parit setelah roda belakang kanan terperosok akibat jalan yang sempit dan longsor karena hujan deras.

Ridwanto menjelaskan kronologi kejadian yang ia terima dari abang iparnya sekitar pukul 21.10 WIB.  Ia langsung bergegas ke lokasi kejadian bersama ibu dan abang iparnya, membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan.  Sesampainya di lokasi, Ridwanto mendapati orang tuanya masih terjebak di dalam mobil yang terbalik di parit yang kedalaman air nya perkiraan sedalam 1,5 meter.

“Di lokasi sudah banyak orang yang berusaha membantu, tapi mereka mengatakan pihak PT SPS2 sangat lamban memberikan bantuan alat berat.  Padahal, kami sudah berkali-kali meminta bantuan, tapi hingga hampir 3 jam kemudian baru ada alat berat yang datang,” ujar Ridwanto kepada GMOCT (Gabungan Media Online dan Cetak Ternama).

Ridwanto mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap pihak PT SPS2 yang dinilai tidak berperikemanusiaan.

Pihak perusahaan, termasuk Humas, asisten pabrik, dan kepala askep, hanya berdiri menyaksikan upaya pertolongan tanpa memberikan bantuan.  Bahkan, rantai sling yang awalnya digunakan untuk menarik mobil berkali-kali putus karena ukurannya terlalu kecil.  Ridwanto terpaksa harus mengamuk kepada pihak perusahaan agar segera menyediakan rantai yang lebih besar dan alat berat beko.

“Jarak pabrik ke lokasi kejadian hanya sekitar 1.600 meter!  Kejadian sekitar pukul 20.30 WIB, tapi alat berat baru datang mendekati pukul 12.00 WIB tengah malam,” tegas Ridwanto.

Ridwanto mewakili keluarga besar korban menyatakan kekecewaan mendalam atas lambannya bantuan yang diberikan PT SPS2.  Ia berharap kejadian ini menjadi evaluasi bagi perusahaan agar lebih responsif dan humanis dalam memberikan pertolongan di masa mendatang.  Pihak keluarga korban juga akan mempertimbangkan langkah hukum terkait peristiwa ini.

#No Viral No Justice

Team/Red (Bongkarperkara)

GMOCT: Gabungan Media Online dan Cetak Ternama

Editor: Adji Saka

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *