Eksposelensa.com – Ing wancine KALA MIDER PARAHYANGAN, wayah tribalayu,dinten tumpek manis,sasih wanana, kaping opat welas, warsa lalana, TAHUN LANGGIR.
Bersamaan pada tanggal 15 maret 2025 menjelang magrib. Kihandaru bersama ikatan warga satya jawa barat departement Seni dan budaya yang dikomandoi oleh Dadang S Permana, yang bertempat Di,Jalan cilaki, kota bandung. Akan memaparkan pengetahuan tentang tatanan kehidupan manusia buhun parahyangan.
Dasar budaya sunda yang disepakati berbagai para ilmuwan dunia,
didalamnya terdapat tujuh unsur,yaitu: Histori/sejarah, Sains/pengetahuan, Seni, Organisasi, Theknologi, Ekonomi dan Religi/agama.
Sebagai seorang astrologer parahyangan kihandaru merasa prihatin karena masyarakat sunda pada umumnya belum memahami betul tentang ketujuh dasar budaya tersebut.
Sehingga mencampur adukan berbagai unsur yang dapat membiaskan para pelaku budayanya sendiri. Apa lagi pengetahuan budaya sunda yang dicampur bawurkan dengan pengetahun budaya arab “poko na mah ngerakeun pisan” kata kihandaru kepada jurnalis exposelensa.
Sains dan atau pengetahuan parahyangan sudah sangat tertata baik dengan berbagai nama dan gelar Pujangga-nya sebagai leluhurnya para ilmuwan parahyangan. Hanya saja di “hiden penjajah” agar generasi manusia parahyangan kehilangan pengetahuanya.
Berbagaj pujangga parahyangan yang diutarakan kihandaru, diantaranya: Pujangga Husada,merupakan manusia yang ahli dalam kesehatan.
Pujangga waskita,manusia yang ahli dalam berbagai analisa dan kaitanya.
Pujangga mangsa, manusia yang ahli dalam rotasi tata surya dan waktu-waktunya.
Dari Pujangga mangsa inilah kihandaru mempelajari berbagai pengetahuan kehidupan manusia parahyangan karena kihandaru turun langsung darinya.
Manusia parahyangan adalah manusia yang mampuh menghalau berbagai penyakit penyakit kronis.
Dengan pengetahuanya yang memahami system kinerja tubuh, kinerja ginjal, system kinerja jantung dan anatomi lainya.
Oleh sebab itulah kehidupan manusia parahyangan pada jamanya,digurui berbagaj bangsa besar dunia.
Nantikan wawancara jurnalis kami berikutnya di tanggal 15 maret lusa.
( Adji Saka )














