Eksposelensa.com – Lebak – Baru-baru ini, ramai kabar dugaan meninggalnya karyawan yang dipekerjakan di area galian tanah dan pasir yang berada di Desa, Pajagan Kecamatan, Sajira, kini galian tersebut aktif kembali, dan diduga imbas lumpur yang tercecer dari galian tersebut, membahayakan pengguna jalan hingga menimbulkan kecellaka’an yang dialami pengendara sepeda motor.
Tentu hal ini menimbulkan pertanya’an besar dari masyarakat dan sejumlah aktivis di Kabupaten Lebak, salahsatunya Ade Surnaga Alias King Naga selaku Ketua LSM GMBI Distrik Lebak, yang selama ini memantau dari mulai terjadinya kecellaka’an kerja yang menimbulkan korban jiwa.
Terkait hal ini, Naga justru mempertanyakan pihak Aparat Penegak Hukum (APH) Polres Lebak Polda Banten, yang diduga tutup mata atas terjadinya kelalaian yang mengakibatkan nyawa orang melayang, parahnya lagi, setelah kejadian tersebut kegiatan masih berlanjut tidak ada Polisline yang dipasang sebagai tanda bahwa perusahaan tersebut sedang alami duga’an kasus serius dan dalam penanganan pihak Kepolisian.
Menurut King Naga saat di wawancara di kantornya, Minggu 16 Maret 2025 mengatakan,”Hal-hal yang seperti ini yang membuat masyarakat berasumsi negatif terhadap kebijakan aturan Hukum di wilayah Polres Lebak Polda Banten, karena banyaknya duga’an kasus pelanggaran Hukum, endingnya selesai begitu saja tanpa ada sangsi yang jelas terhadap pihak bersangkutan.”Papar Naga.
Lanjut,”Pasalnya kasus dugaan kelalaian dari pihak pengusaha yang menimbulkan korban jiwa terhadap pegawainya, pihak pengusaha belum diberikan sangsi apa-apa, padahal jelas faktanya nyawa orang melayang, ini gimana APH ?,” tanya Naga ketus.
Naga sampaikan hal ini bukan tidak berdasar,”Faktanya kegiatan tambang tersebut tetap berjalan dan tidak tampak polisline yang dipasang, berarti ini menandakan bahwa kasus duga’an melayangnya nyawa manusia disinyalir tidak di tindaklanjuti.”tegas.
Naga juga menyayangkan berkali-kali pengguna jalan alami kecellaka’an imbas dari lumpur yang tercecer ke jalan raya, pihak berwenang diduga tidak menggubris, kendati gencar sejumlah media online mempublikasi kejadian tersebut.
“Saya menduga ini pembiaran yang dilakukan oleh pihak berwenang, masa ia berapakali pengendara alami kecelakaan imbas dari galian itu, ko’ dibiarin aja, ada apa ? ini menyangkut nyawa manusia loh, wajar saja kalau masyarakat banyak yang protes meminta galian ditutup, karena mereka anggap kegiatan tersebut tidak mementingkan keselamatan manusia terutama pengguna jalan,”tutup Naga.
Terkait diduga banyaknya kendaraan roda dua yang terjatuh, maka awak media berupaya konfirmasi terhadap yang diduga owner dari galian tersebut inisial E, namun sangat disayangkan hingga berita ini ditayangkan pihaknya tidak menjawab.(Tim)
( Deden )