BeritaLintas DaerahNews

Miris! Toko Kosmetik di Dekat SMPN 249 Cengkareng Diduga Bebas Jual Obat Keras Daftar G

87
×

Miris! Toko Kosmetik di Dekat SMPN 249 Cengkareng Diduga Bebas Jual Obat Keras Daftar G

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com – Jakarta Barat – Ironis sekaligus memprihatinkan. Sebuah toko kosmetik bernama Nyak Cut yang berlokasi di Jl. Jaya 25 No.98, RT 01/RW 10, Cengkareng Barat, Kota Jakarta Barat, diduga secara terang-terangan menjual obat keras daftar G di lingkungan sekolah. Lokasinya bahkan hanya berjarak beberapa langkah dari gerbang SMP Negeri 249 Jakarta.

Informasi ini terungkap dari pengakuan seorang pria bernama Rajul, yang mengaku telah bekerja di toko tersebut selama satu tahun. Rajul menyebut toko itu milik seorang pria bernama Iksan. Selama beroperasi, ia mengklaim nyaris tidak pernah tersentuh razia atau penindakan hukum.

“Aman-aman saja, nggak pernah kena (razia). Omzet rata-rata Rp800 ribu per hari dari obat-obatan ini,” ungkap Rajul, Jum’at (15/8/25).

Rajul bahkan merinci harga obat keras yang dijual, antara lain:

Tramadol: Rp60.000 per lempeng (10 butir), Eximer: Rp10.000 per 10 butir, Trihexyphenidyl: Rp30.000 per lempeng (10 butir)

Yang lebih mengejutkan, Rajul mengaku kerap kedatangan oknum polisi dari Polsek setempat. Namun, kedatangan tersebut bukan untuk melakukan razia atau penertiban, melainkan hanya untuk meminta uang bensin.

“Ada beberapa oknum dari Polsek yang sering datang ke sini, tapi mereka hanya singgah minta uang bensin,” terangnya.

Aktivis Muda Hanafi Arsyad mengecam keras praktik jual-beli obat keras di dekat sekolah. Menurutnya, hal ini jelas mengancam masa depan generasi muda dan merupakan pelanggaran serius terhadap hukum. Ia menilai, situasi ini seharusnya mendapat perhatian tegas dari aparat penegak hukum, bukan justru menjadi ajang “main mata” demi keuntungan pribadi.

“Kami berharap pihak kepolisian segera menindak tegas praktik ini, menutup jalur peredaran, serta memproses siapapun yang terlibat baik penjual, pemilik, maupun oknum aparat yang bermain di balik layar,” tegasnya.

Warga sekitar pun mulai merasa resah. Mereka khawatir keberadaan penjual obat keras tepat di dekat sekolah akan mendorong pelajar menjadi sasaran empuk penyalahgunaan obat-obatan, yang pada akhirnya dapat merusak masa depan mereka.

(Tim liputan)