TNI / POLRI

Pertemuan Dua Tokoh di Kabupaten Aceh Tamiang Bahas Suhu Politik Dari Jaman Rasulullah

161
×

Pertemuan Dua Tokoh di Kabupaten Aceh Tamiang Bahas Suhu Politik Dari Jaman Rasulullah

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com | Aceh Tamiang – Tokoh Partai PKS Aceh mengunjungi anak kandung Tengku Agussalim yang lagi sakit, Tengku Agussalim juga merupakan Ketua MPW Partai Aceh Sejahtera (PAS) Kabupaten Aceh Tamiang, di kantin RSU Aceh Tamiang Sabtu (13/1/2024).

Tujuan kunjungan Tengku Insyafuddin yang dilakukan tidak hanya bersilaturahmi saja, melainkan juga berdiskusi soal perkembangan pembangunan serta keamanan daerah di Kabupaten Aceh Tamiang yang diakui masih sangat kondusif.

“Alhamdulillah tadi kami berdiskusi banyak hal tentang politik di daerah khususnya di Kabupaten Aceh Tamiang mulai pergerakan di jaman Rasulullah hingga saat ini” ujar Tengku Insyafuddin yang juga CALEG DPR-RI DAPIL-2 Aceh.

Tengku Agussalim yang juga Caleg DPRA Dapil-7 Aceh dari Partai PAS itu juga mengaku sangat senang bisa bertemu sekaligus bercengkrama dengan salah satu tokoh Partai Nasional dari Daerah Pemilihan Aceh Dapil-2.

“Yang jelas Tengku Insyafuddin sangat berterima kasih sudah diterima dengan baik disini, tentu langkah ini dapat menjalin silaturahmi dengan lebih baik lagi dan dapat menjadi mitra kedepannya bagi Parlok & Parnas agar terciptanya kondisi yang harmonis dan kondusif ungkapnya.

Sementara itu Tengku Agussalim mengapresiasi atas kedatangan Tengku Insyafuddin yang telah mengunjungi anak beliau di kantin RSU Daerah Kabupaten Aceh Tamiang.

Menutup pembicaraannya kepada media eksposelensa.com Tengku Agussalim dari pertemuan ini adalah “agar komunikasi ini terus berlanjut dan pembangunan terkhusus nya di daerah Kabupaten Aceh Tamiang dapat terjaga dengan baik dengan mengedepankan suasana yang harmonis dan kondusif dalam perkembangan dunia politik tahun 2024 mendatang” pungkasnya. (STO)

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…