TNI / POLRI

Polres Cimahi Polda Cimahi, Personel Polsek Cimahi Atur Lalu Lintas Pagi Siaga Di Titik Rawan Macet

163
×

Polres Cimahi Polda Cimahi, Personel Polsek Cimahi Atur Lalu Lintas Pagi Siaga Di Titik Rawan Macet

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com- Polres Cimahi Polda Jawa Barat
Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono S.H., S.I.K., M.H., CPHR. Menekankan seluruh Polsek jajaran untuk senantiasa meningkatkan segala jenis pelayanan terhadap masyarakat .

Merespon cepat arahan dari pimpinan, anggota Polsek Cimahi melaksanakan kegiatan pengaturan lalulintas sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, Di Bawah kendali Kapolsek Cimahi Kompol Donny Irawan S. H dengan Kendali Panit Lantas IPDA Gusgus Herizal bersama dengan AIPTU Wijoyo, AIPTU Dani M bersama dengan AIPDA Heru A melakukan pemantauan lalulintas di Pos Alun-alun Cimahi dan di Pos perempatan Citeureup dan pintu masuk TOL Baros Pada hari ini, Jumat (27/10/2023).

Secara umum Arus Lalin Wilayah hukum Polsek Cimahi sementara cukup aman tertib dan Lancar, Situasi Arus Lalin ramai Lancar, saya menghimbau agar pengendara untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam berkendara juga tetap mematuhi aturan lalulintas, dan juga tidak membawa barang bawaan yang berlebih karena akan mengganggu kemudi kendaraannya,Ungkap Kompol Donny.

Red

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…