TNI / POLRI

Polsek Legok Polres Tangerang Selatan Gencar Lakukan Cooling System Menjelang Pemilu 2024 ke Masyarakat

145
×

Polsek Legok Polres Tangerang Selatan Gencar Lakukan Cooling System Menjelang Pemilu 2024 ke Masyarakat

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com, | Kab.Tangerang – Dalam rangka tahapan kampanye dan menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024, Kapolsek Legok gencar melaksanakan silaturahmi bersama tokoh agama maupun tokoh masyarakat.

Kapolsek Legok AKP. Agung Dwi Cahyono, SH,.MH bersama Babinkamtibmas Bripka Muliya YS dan Brigadir Eka Martin menghadiri acara Haul di pondok pesantren Arrozaq Desa Palasari pimpinan KH. Syafrial Amri, Kamis, 14 Desember 2023.

Dalam sambutannya mengatakan ” Memasuki tahapan kampanye dan menjelang pelaksanaan Pemilu Serentak 2024, pihaknya turun langsung ke tengah masyarakat memberikan sosialisasi dan pemahaman agar pelaksanaan Pemilu berjalan dengan aman, damai dan kondusif.”

“Kami berkomitmen untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga Legok serta memastikan bahwa pelaksanaan pemilu di wilayah kita ini berjalan dengan damai. Patroli dialogis dan cooling system merupakan bagian dari upaya proaktif kami dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul,” Ujar Kapolsek Legok AKP Agung Dwi Cahyono, SH, MH.”Kami ingin menciptakan suhu politik yang tenang dan menghindari adanya tensi tinggi serta konflik yang muncul dalam kampanye dan proses pemilihan umum,” kata Akp Agung.

Pihaknya mengajak kepada seluruh jamaah yang hadir dan lapisan masyarakat untuk bekerja sama dan bersinergitas bersama TNI-Polri dalam suatu Cooling System untuk antisipasi perpecahan dan potensi konflik di tengah masyarakat, agar persatuan dan kesatuan bangsa dapat terjaga, sehingga Pemilu yang aman dan damai dapat terwujud.“ Perbedaan pilihan itu adalah hal yang biasa, namun tentunya silaturahmi dan persatuan antar sesama, tetap terjalin seterusnya, ” pungkasnya. (MUH)

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…