BeritaNews

Semarak Ramadhan, Askara Group Gelar Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim

152
×

Semarak Ramadhan, Askara Group Gelar Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com, Tangerang, – Dalam semangat berbagi di bulan suci Ramadan, Management Askara Group menggelar acara buka bersama dan santunan anak yatim di Jl. KH. Mustofa RT. 002/007 poris jaya pondok pesantren Tahfidz Ahlul Quran. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Ustadz H.TB.A. Khudori,S.Ag., bersama jajaran Management Askara Group dan para pengurus Pondok Pesantren Tahfidz Ahlul Quran.

Dalam acara tersebut, turut hadir Intan Putri Arifin, S.E., M.BA., CHRM, Selaku Direktur Utama Askara Group yang terdiri dari berberapa perusahaan di antaranya PT. Askara Mulia Sejati, PT. Satria Safety Utama, dan PT. Satria Mandala Berkarya yang didampingi para staffnya.

Acara yang dimulai pukul 17.00 WIB ini berlangsung khidmat dan penuh kegembiraan. Kegiatan ini pula sangat disambut antusias oleh masyarakat yang mengikuti kegiatan acara dengan penuh rasa syukur.

Direktur Utama Askara Group menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata kepedulian Askara Group terhadap masyarakat, khususnya Anak-Anak Yatim.

“Semoga apa yang kami berikan bisa bermanfaat bagi Anak-Anak Yatim. Ini juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat kebersamaan antara kami, management Askara Group, dengan masyarakat,” ujarnya, Minggu (23/3/25).

“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan semangat berbagi dan kepedulian sosial terus terjalin, serta membawa keberkahan bagi semua pihak yang terlibat.” Tutur Intan Putri Arifin, S.E., M.BA., CHRM.

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…