BeritaLintas DaerahNewsTNI / POLRI

Upaya Polsek Cikijing Ciptakan Sitkamtibmas Kondusif Melalui Patroli Kewilayahan

67
×

Upaya Polsek Cikijing Ciptakan Sitkamtibmas Kondusif Melalui Patroli Kewilayahan

Sebarkan artikel ini

Eksposelensa.com – Majalengka – Personil Polsek Cikijing, Polres Majalengka, Polda Jabar, terus berupaya menjaga kondusifitas wilayah  dengan mendekatkan diri kepada masyarakat. Kali ini Ka SPKT I Aipda Asep Nugroho dan Bhabinkamtibmas Bripka Achmad Supriyono melaksanakan patroli dan menyapa warga yang berada di Area Pasar Cikijing, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, Senin (24/02/2025).

Dalam kegiatan tersebut, petugas memberikan imbauan agar warga tidak mudah terprovokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menyebarkan berita yang belum tentu benar atau hoaks. Warga juga diingatkan untuk tetap berhati-hati serta diimbau untuk bersama-sama menjaga keamanan di lingkungannya dan segera melapor apabila terjadi gangguan kamtibmas melalui call center Polri 110 atau Hallo Pak Kapolres.

“Patroli ini bersifat preventif atau pencegahan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) serta aksi tindak kejahatan di siang hari maupun malam hari,” ungkap Aipda Asep Nugroho.

Kapolres Majalengka Polda Jabar AKBP Indra Novianto, S.I.K., M.H., M.Si., CPHR. melalui Kapolsek Cikijing AKP Asep Rusmawan, S.H. menyampaikan bahwa kegiatan sambang ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada masyarakat untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi terkait dengan keamanan dan kegiatan kepolisian. “Dengan hadirnya Polri di tengah-tengah masyarakat, diharapkan tercipta interaksi kemitraan yang baik, meningkatkan citra Polri dan menciptakan situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif,” kata Kapolsek Cikijing.

#PolriHumanis, #PolriPresisi, #AyoJagaPersatuandanKesatuanBangsa, #CintaKebhinekaan, #spripimpoldajabar, #Spripim.polri, #Humaspoldajabar,

( Adji Saka )

“Perampokan Sumber Alam oleh Oknum Pejabat: Rakyat Terpuruk, Negara Diam” Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya alam kembali menyeruak di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah. Di berbagai daerah, tambang ilegal, kebocoran hasil bumi, serta penguasaan lahan hutan oleh korporasi terus meningkat—dan di balik semuanya, bayangan oknum pejabat negara kerap terlihat. Investigasi sejumlah aktivis lingkungan dan jurnalis independen mengungkap pola sistematis: pemberian izin tambang yang penuh kejanggalan, proyek infrastruktur yang mengorbankan warga, serta kebijakan daerah yang disetir oleh kepentingan investor. Di balik meja rapat dan tanda tangan pejabat, miliaran rupiah kekayaan alam berpindah tangan—sementara rakyat di wilayah terdampak hanya mewarisi lumpur, polusi, dan kemiskinan. “Ini bukan lagi sekadar pelanggaran etika, tapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara wajib mengelola bumi, air, dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan segelintir pejabat atau korporasi rakus,” tegas [Nama Narasumber], aktivis lingkungan dari [Nama Lembaga]. Di Kalimantan, Papua, hingga Sulawesi, jejak perampasan sumber daya alam meninggalkan luka sosial dan ekologis yang dalam. Warga kehilangan lahan, air bersih, serta akses terhadap hutan adat yang selama ratusan tahun menjadi sumber kehidupan. Ironisnya, sebagian proyek yang diklaim “pembangunan” justru melanggengkan penderitaan. Pengawasan lemah, penegakan hukum tumpul ke atas, dan kedekatan antara pejabat dengan pemodal membuat praktik ini seolah mendapat restu. Di banyak kasus, aparat justru melindungi kepentingan perusahaan ketimbang rakyat. Laporan terbaru beberapa lembaga independen menunjukkan, nilai kerugian negara akibat kebocoran hasil sumber daya alam mencapai triliunan rupiah per tahun. Namun yang lebih tragis, adalah kerugian sosial dan moral: hilangnya kepercayaan rakyat kepada negara yang seharusnya melindungi mereka. Rakyat menunggu langkah nyata: audit menyeluruh atas izin tambang, penuntasan kasus korupsi sumber daya alam, dan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik. Bila tidak, maka sejarah akan mencatat — bahwa negeri yang kaya ini dirampok dari dalam oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Berita

Sumedang, 3 – 2025 – Fenomena perampokan sumber daya…